A. Manusia
1.1 Pengertian Manusia
2. Manusia
sebagai suatu kepribadian memiliki 4 unsur, yaitu :
1.1 Pengertian Manusia
Manusia
berasal dari kata “manu”
(Sansekerta), “mens” (Latin), yang
berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai
makhluk lain). Secara istilah manusia
dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas,
sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Manusia
juga dapat diartikan berbeda-beda baik menurut sudut pandang biologis, rohani,
dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia
diklasifikasikan sebagai Homo sapiens
(Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang
dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan
menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam
hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup dalam mitos, mereka
juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan,
mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam
masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan
kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain
serta pertolongan.
Manusia
merupakan makhluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang
tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan,
perkembangan, mati, dan seterusnya, serta terkait dan berinteraksi dengan alam
dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik positif maupun negatif.
Manusia adalah makhluk yang terbukti berteknologi tinggi. Ini karena manusia
memiliki perbandingan massa otak dengan massa tubuh terbesar diantara semua
makhluk yang ada di bumi. Walaupun ini bukanlah pengukuran yang mutlak, namun
perbandingan massa otak dengan tubuh manusia memang memberi kan petunjuk dari
segi intelektua lrelatif.
1.2 Unsur - Unsur Yang Membangun Mahasiswa
Ada
dua pandangan yang dapat dijadikan acuan untuk menjelaskan tentang unsur-unsur
yang membangun manusia.
1. Manusia
terdiri dari 4 unsur yang saling terkait yaitu :
- Jasad : badan kasar manusia yang tampak dari luar, dapat diraba dan menempati ruang.
- Hayat: mengandung unsur hidup yang ditandai gerak.
- Ruh : bimbingan tuhan yang bekerja secara spiritual yang memahami kebenaran.
- Nafs : kesadaran tentang diri sendiri.
- Id : merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan paling tidak tampak. Merupakan libido murni, atau energy psikis yang menunjukkan ciri alami yang irrasional.
- Ego : bagian yang pertama kali dibedakan dengan ID, disebut kepribadian eksekutif karena peranannya dalam menghubungkan energy Id ke dalam saluran social yang dapat dimengerti orang lain.
- Super Ego : kepribadian yang muncul paling akhir sekitar usia 5 tahun. Super ego terbentuk dari lingkungan ekternal. Super ego merupakan kesatuan standar moral yang diterima ego dari sejumlah agen yang mempunyai otoritas dalam lingkungan luar diri.
1.3 Hakekat Manusia
Ada beberapa pengertian dan definisi hakekat manusia, diantaranya adalah :
Ada beberapa pengertian dan definisi hakekat manusia, diantaranya adalah :
- Hakikat manusia merupakan makhluk yang memiliki 3 unsur yaitu roh, nafsu dan rasio, dimana roh merupakan simbol kebaikan, nafsu sebagai simbol keburukan dan penggunaan kedua unsur tersebut kemudian dikontrol dan dikendalikan oleh rasio/akal (plato).
- Hakikat manusia adalah makhluk yang memiliki sifat sosial, individualitas, dan moralitas, yang mana sifat tersebut menjadi dasar dan tujuan dari kehidupan manusia yang sewajarnya atau menjadi dasar dan tujuan setiap orang dan kelompoknya. Dengan keberadaan sifat itu pula maka setiap manusia akan saling membutuhkan, saling membantu, dan saling melengkapi dan juga selalu berinteraksi dengan manusia lain untuk mencapai tujuan hidupnya, dan interaksi tersebut merupakan wadah untuk pertumbuhan dan perkembangan kepribadiannya (M.J. Langeveld :1955).
- Hakikat manusia adalah keberadaan kontrak sosial dari manusia itu sendiri, yaitu setiap orang harus menghargai dan menjaga hak orang lain (Thomas Hobbes).
- Hakikat manusia merupakan sosok makhluk sosial yang ditandai dengan keberadaan kontrak sosial di dalamnya. Dimana manusia itu sendiri tidak dapat menjalani kehidupannya secara sendiri-sendiri,sehingga harus saling menghargai antar sesama dan saling menjaga hak-hak satu sama lain (Tafsir : 2010).
1.4 Kepribadian Bangsa Timur
Kepribadian
bangsa timur dapat diartikan suatu sikap yang dimiliki oleh suatu negara yang
menentukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan. Kepribadian bangsa timur
pada umumnya merupakan kepribadian yang mempunyai sifat toleransi yang tinggi.
Kepribadian bangsa timur, kita tinggal di Indonesia termasuk ke dalam bangsa
timur, dikenal sebagai bangsa yang berkepribadian baik. Di dunia bangsa timur
dikenal sebagai bangsa yang ramah dan bersahabat.
Bangsa
timur identik dengan benua asia yang penduduknya sebagian besar berambut hitam,
berkulit sawo matang dan adapula yang berkulit putih, bermata sipit. Sebagian
besar cara berpakaian orang timur lebih sopan dan tertutup mungkin karena orang
timur kebanyakan memeluk agama islam dan menjunjung tinggi norma-norma yang
berlaku. Namun di zaman yang sekarang ini orang timur kebanyakan meniru
kebiasaan orang barat. Kebiasaan orang barat yang tidak sesuai atau
bertentangan dengan kebiasaan orang timur dapat memengaruhi kejiwaan orang
timur itu sendiri.
Pada
umumnya kepribadian bangsa timur adalah sangat terbuka dan toleran terhadap
bangsa lain, tetapi selama masih sesuai dengan norma, etika serta adat istiadat
yang ada. Namun walaupun kita sudah tahu banyak tentang kepribadian bangsa
Timur kita tidak bisa selalu beranggapan bahwa kebudayaan bangsa Timur lebih
baik dari bangsa Barat. Karena semua hal pasti ada sisi positif dan negatifnya.
Tidak ada di dunia ini yang sepenuhnya baik.
Menurut
konsep Jen, menyatakan bahwa :
1. Kebudayaan Timur yakni lebih mementingkan kehidupan rohani, mistik, gotong
royong, keramah tamahan dll.
2. Kebudayaan Barat yakni lebih mementingkan kebendaan, pikiran logis, asa guna
dan indiividualisme.
B. Kebudayaan
2.1 Pengertian dan Definisi Kebudayaan
Budaya
adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari
banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat,
bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga
budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak
orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang
berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya, dan menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya
adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan
luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur
sosio-budaya ini tersebar, dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa
alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari
budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit
nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan
atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil
bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme
kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" di Jepang
dan "kepatuhan kolektif" di Cina.
Citra
budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan
pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis
yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh
rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan
demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk
mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku
orang lain.
2.2 Tokoh Kebudayaan
Ada beberapa tokoh-tokoh yang telah melahirkan
kebudayaan. Tanpa tokoh tersebut, mungkin budaya tidak akan berkembang pesat
seperti sekarang.
1. Basuki Abdullah
Tokoh pertama yang berkecimpung dalam bidang seni
dan kebudayaan yaitu Basuki Abdullah. Tokoh ini dikenal luas sebagai seorang
pelukis yang berbakat. Dari bakat seninya, Basuki Abdullah melahirkan
karya-karya yang luar biasa. Tokoh seni rupa yang merupakan kebanggaan
masyarakat Indonesia tersebut lahir pada tanggal 27 Januari 1915. Tempat
kelahirannya yaitu Surakarta. Karya yang dilahirkan oleh tokoh ini lebih
mengarah pada lukisan yang naturalis serta lebih realis atau nyata. Salah satu
bukti nyata hasil kerja keras pelukis Basuki Abdullah yang populer sepanjang
masa yaitu lukisan Balinese Beauty yang dibuat pada tahun 1976. Sayangnya,
tokoh seni ini tutup usia di umur 78 tahun. Meskipun sudah tutup usia namun hal
tersebut tidak membuat karya-karyanya meredup. Nyatanya, setiap karya yang
dihasilkan oleh tokoh ini selalu menjadi benda incaran.
2. Ki Nartosabdo
Tokoh kedua yaitu Ki Nartosabdo. Tokoh ini lahir
pada tanggal 25 Agustus 1925 di Klaten, JawaTengah. Bila tokoh sebelumnya
menjadi tokoh yang berperan penting dalam dunia seni rupa, lain halnya dengan
Ki Nartosabdo. Rupanya Ki Nartosabdo adalah tokoh yang berkecimpung dalam dunia
music tradisional. Tidak hanya itu, wujud dedikasinya terhadap kebudayaan juga
diwujudkan dengan menjadi dalang. Dalang adalah seseorang yang memainkan
pertunjukkan wayang. Konon, beberapa dalang lainnya juga mengatakan bahwa Ki
Nartosabdo adalah dalang yang hebat dan merupakan dalang legendaris milik
Indonesia. Sayangnya, salah satu pelopor musik tradisional dan dalang tersebut
tutup usia pada tanggal 7 Oktober 1985 di kota Semarang. Namun, sama dengan
tokoh Basuki Abdullah yang karyanya selalu mendapat tempat di hati masyarakat
Indonesia, karya Ki Nartosabdo pun juga tak pernah dilupakan oleh bangsa
Indonesia hingga saat ini. Hal ini merupakan wujud dari rasa bangga masyarakat
Indonesia terhadap perjuangan Ki Nartosabdo dalam melestarikan adat dan
kebudayaan asli Indonesia.
2.3 Unsur - Unsur Kebudayaan
Kebudayaan umat manusia mempunyai unsur unsur yang
bersifat universal. Unsur unsur kebudayaan tersebut dianggap universal karena
dapat ditemukan pada semua kebudayaan bangsa bangsa di dunia. Menurut
Koentjaraningrat ada tujuh unsur kebudayaan universal yaitu :
1. Bahasa
2. Sistem
Pengetahuan
3. Sistem
Kemasyarakatan atau Organisasi Sosial
4. Sistem Peralatan
Hidup dan Teknologi
5. Sistem Mata
Pencaharian Hidup
6. Sistem Religi
7. Kesenian
1. Bahasa
Bahasa adalah suatu pengucapan yang indah dalam
elemen kebudayaan dan sekaligus menjadi alat perantara yang utama bagi manusia
untuk meneruskan atau mengadaptasi kan kebudayaan. Bentuk bahasa ada dua yaitu
bahasa lisan dan bahasa tulisan.
2. Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan itu berkisar pada pegetahuan
tentang kondisi alam sekelilingnya dan sifat sifat peralatan yang dipakainya.
Sistem pengetahuan meliputi ruang pengatahuan tentang alam sekitar, flora dan
fauna, waktu, ruang dan bilangan, sifat sifat dan tingakh laku sesama manusia,
tubuh manusia.
3. Sistem Kemasyarkatan atau Organisasi Sosiala
Organisasi Sosial adalah sekelompok masyarakat yang
anggotanya merasa satu dengan sesamanya. Sistem kemasyarakatan atau organisasi
sosial yang meliputi: kekerabatan, asosiasi dan perkumpulan, sistem kenegaraan,
sistem kesatuan hidup, perkumpulan.
4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
Yang dimaksud dengan teknologi adalah jumlah
keseluruhan teknik yang dimiliki oleh para nggota suatu masyarakat, meliputi
keseluruhan cara bertindak dan berbuat dalam hubungannya degnan pengumpulan
bahan bahan menta, pemrosesan bahan bahan itu untuk dibuat menjadi alat kerja,
penyimpanan, pakaian, perumahan, alat trasportasi dan kebutuhan lain yang
berupa benda meterial.
Unsur teknologi yang paling menonjol adalah
kebudayaan fisik yang meliputi, alat alat produksi, senjata, wadah, makanan dan
minuman, pakaian dan perhiasan, tempat berlindung dan perumahan serta alat alat
transportasi.
5. Sistem mata pencaharian hidup
Sistem mata pencaharian hidup merupakan segala usaha
manusia untuk mendapatkan barang dan jasa yang dibutuhkan. Sistem mata
pencaharian hidup atau sistem ekonomi yang meliputi, berburu dan mengumpulkan
makanan, bercocok tanam, peternakan, perikanan, perdagangan.
6. Sistem Religi
Sistem religi dapat diartikan sebagai sebuah sistem
yang terpadu antara keyakinan dan praktek keagamaan yang berhubungan dengan hal
hal suci dan tidak terjangkau oleh akal. Sistem religi yang meliputi, sistem
kepercayaan, sistem nilai dan pandangan hidup, komunikasi keagamaan, upacara
keagamaan.
7. Kesenian
Secara sederhana eksenian dapat diartikan sebagai
segala hasrat manusia terhadap keindaha. bentuk kendahan yang beraneka tagam
itu timul dari permainan imajinasi kreatif yang dapat memberikan kepuasan batin
bagi amnusia. Secara garis besar, kita dapat memetakan bentuk kesenian dalam
tiga garis besar, yaitu seni rupa, seni suara dan seni tari.
2.4 Wujud Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan
menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
- Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang
berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan
sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud
kebudayaan ini terletak dalam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat
tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari
kebudayaan ideal itu berada dalam karangan, dan buku-buku hasil karya para
penulis warga masyarakat tersebut.
- Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu
tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula
disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari
aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta
bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat
tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat
diamati, dan didokumentasikan.
- Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa
hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat
berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan
didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan.
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu
tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud
kebudayaan ideal mengatur, dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan
karya (artefak) manusia.
Sedangkan menurut Koentjaraningrat, wujud kebudayaan
dibagi menjadi nilai budaya, sistem budaya, sistem sosial, dan kebudayaan
fisik.
- Nilai-nilai Budaya
Istilah ini, merujuk kepada penyebutan unsur-unsur
kebudayaan yang merupakan pusat dari semua unsur yang lain. Nilai-nilai
kebudayaan yaitu gagasan-gagasan yang telah dipelajari oleh warga sejak usia
dini, sehingga sukar diubah. Gagasan inilah yang kemudian menghasilkan berbagai
benda yang diciptakan oleh manusia berdasarkan nilai-nilai, pikiran, dan
tingkahlakunya.
- Sistem Budaya
Dalam wujud ini, kebudayaan bersifat abstrak
sehingga hanya dapat diketahui dan dipahami. kebudayaan dalam wujud ini juga
berpola dan berdasarkan sistem-sistem tertentu.
Sistem Sosial
Sistem sosial merupakan pola-pola tingkah laku
manusia yang menggambarkan wujud tingkah laku manusia yang dilakukan
berdasarkan sistem. Kebudayaan dalam wujud ini bersifat konkret sehingga dapat
diabadikan.
- Kebudayaan Fisik
Kebudayaan fisik ini merupakan wujud terbesar dan
juga bersifat konkret. Misalnya bangunan megah seperti candi Borobudur,
benda-benda bergerak seperti kapal tangki, komputer, piring, gelas, kancing
baju, dan lain-lain.
2.5 Orientasi Nilai Budaya
Kluckhohn
dalam Pelly (1994)
mengemukakan bahwa nilai
budaya merupakan sebuah konsep
beruanglingkup luas yang
hidup dalam alam
fikiran sebahagian besar warga suatu masyarakat, mengenai apa yang
paling berharga dalam hidup. Rangkaian konsep itu satu sama lain saling
berkaitan dan merupakan sebuah sistem nilai – nilai budaya.
Secara
fungsional sistem nilai
ini mendorong individu
untuk berperilaku seperti apa
yang ditentukan. Mereka
percaya, bahwa hanya
dengan berperilaku seperti itu
mereka akan berhasil (Kahl, dalam Pelly:1994). Sistem nilai itu menjadi pedoman
yang melekat erat secara emosional pada diri seseorang atau sekumpulan orang,
malah merupakan tujuan hidup yang diperjuangkan. Oleh karena itu, merubah
sistem nilai manusia tidaklah mudah, dibutuhkan waktu. Sebab, nilai – nilai
tersebut merupakan wujud ideal
dari lingkungan sosialnya.
Dapat pula dikatakan
bahwa sistem nilai budaya
suatu masyarakat merupakan
wujud konsepsional dari kebudayaan mereka, yang seolah – olah
berada diluar dan di atas para individu warga masyarakat itu.
Ada lima masalah pokok kehidupan manusia dalam
setiap kebudayaan yang dapat ditemukan secara universal. Menurut Kluckhohn
dalam Pelly (1994) kelima masalah pokok tersebut adalah: (1) masalah hakekat
hidup, (2) hakekat kerja atau karya manusia, (3) hakekat kedudukan manusia
dalam ruang dan waktu, (4) hakekat hubungan manusia dengan alam sekitar, dan
(5) hakekat dari hubungan manusia dengan manusia sesamanya.
Berbagai
kebudayaan mengkonsepsikan masalah
universal ini dengan berbagai variasi
yang berbeda –
beda. Seperti masalah
pertama, yaitu mengenai hakekat hidup manusia. Dalam banyak
kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama Budha misalnya, menganggap hidup itu
buruk dan menyedihkan. Oleh karena itu pola kehidupan masyarakatnya berusaha
untuk memadamkan hidup itu guna mendapatkan
nirwana, dan mengenyampingkan segala
tindakan yang dapat menambah rangkaian hidup kembali
(samsara) (Koentjaraningrat, 1986:10). Pandangan seperti
ini sangat mempengaruhi
wawasan dan makna
kehidupan itu secara keseluruhan.
Sebaliknya banyak kebudayaan yang berpendapat bahwa hidup itu baik. Tentu
konsep – konsep kebudayaan yang berbeda ini berpengaruh pula pada sikap dan
wawasan mereka.
Masalah kedua mengenai hakekat kerja atau karya
dalam kehidupan. Ada kebudayaan yang memandang bahwa kerja itu sebagai usaha
untuk kelangsungan hidup (survive) semata. Kelompok ini kurang tertarik kepada
kerja keras. Akan tetapi ada juga yang menganggap kerja untuk mendapatkan
status, jabatan dan kehormatan. Namun, ada yang berpendapat bahwa kerja untuk
mempertinggi prestasi. Mereka ini berorientasi kepada prestasi bukan kepada
status.
Masalah ketiga mengenai orientasi manusia terhadap
waktu. Ada budaya yang memandang penting masa lampau, tetapi ada yang melihat
masa kini sebagai focus usaha dalam perjuangannya. Sebaliknya ada yang jauh
melihat kedepan. Pandangan yang berbeda dalam dimensi waktu ini sangat mempengaruhi
perencanaan hidup masyarakatnya.
Masalah keempat berkaitan dengan kedudukan
fungsional manusia terhadap alam. Ada yang percaya bahwa alam itu dahsyat dan
mengenai kehidupan manusia. Sebaliknya ada yang menganggap alam sebagai
anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk dikuasai manusia. Akan tetapi, ada juga
kebudayaan ingin mencari harmoni dan keselarasan dengan alam. Cara pandang ini
akan berpengaruh terhadap pola aktivitas masyarakatnya.
Masalah kelima menyangkut hubungan antar manusia.
Dalam banyak kebudayaan hubungan ini tampak dalam bentuk orientasi berfikir,
cara bermusyawarah, mengambil keputusan dan bertindak. Kebudayaan yang
menekankan hubungan horizontal (koleteral) antar individu, cenderung untuk
mementingkan hak azasi, kemerdekaan dan kemandirian seperti terlihat dalam
masyarakat – masyarakat eligaterian. Sebaliknya kebudayaan yang menekankan
hubungan vertical cenderung untuk mengembangkan orientasi keatas (kepada
senioritas, penguasa atau pemimpin). Orientasi ini banyak terdapat dalam
masyarakat paternalistic (kebapaan). Tentu saja pandangan ini sangat
mempengaruhi proses dinamika dan mobilitas social masyarakatnya.
2.6 Perubahan Kebudayaan
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Diterima atau Tidaknya Suatu Unsur Kebudayaan Baru antara lain :
1. Terbatasnya
masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan
orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
2. Jika pandangan hidup
dan nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai
agama.
3. Corak struktur
sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru.
Misalnya sistem otoriter akan sukar menerima unsur kebudayaan baru.
4. Suatu unsur
kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang
menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.
5. Apabila unsur yang
baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas.
Selain itu, terdapat juga faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan kebudayan. Pengertian perubahan
kebudayaan sendiri adalah adanya ketidak sesuaian di antara unsur-unsur
kebudayaan yang saling berbeda, sehingga terjadilah keadaan yang tidak sesuai
dengan fungsinya bagi kehidupan.
Perubahan kebudayaan yang terjadi dalam
suatu bangsa tidak luput dari faktor-faktor yang mempengaruhi. Menurut Soerjono
Soekanto faktor-faktor tersebut terbagi menjadi 2, yaitu faktor intern dan
faktor ekstern.
A. Faktor intern merupakan faktor yang
berasal dari masyarakat itu sendiri yang menyebabkan perubahan kebudayaan, yang
diantaranya:
- Perubahan penduduk, seperti: Kelahiran, Kematian, dan Migrasi.
- Adanya penemuan baru, seperti: Adanya ide atau alat baru yang sebelumnya belum pernah ada (Discovery), Penyempurnaan penemuan baru (Invention), dan Proses pembaharuan atau melengkapi atau mengganti yang telah ada (Innovation).
- Konflik yang terjadi di dalam masyarakat. Konflik dapat merubah kepribadian orang-orang yang terlibat di dalamnya, misalnya menjadi pendiam, murung, tidak mau bergaul, atau bahkan berusaha memperbaiki keadaan tersebut supaya menjadi lebih baik.
- Pemberontakan atau revolusi. Hal ini menyebabkan perubahan pada struktur pemerintahan pada suatu negara.
B. Faktor ekstern merupakan faktor yang
berasal dari luar masyarakat melalui interaksi sosial yang mendorong terjadinya
suatu perubahan kebudayaan, yang diantaranya:
- Peperangan. Hal ini dapat menyebabkan perubahan yang mendasar pada suatu negara baik seluruh wujud budaya (sistem budaya, sistem sosial, dan unsur-unsur budaya fisik) maupun seluruh unsur budaya (sistem pengetahuan, teknologi, ekonomi, bahasa, kesenian, sistem religi, dan kemasyarakatan). Biasanya akibat ini lebih berpengaruh kepada negara yang kalah.
- Perubahan alam. Pada zaman sekarang sebagian besar hal ini disebabkan oleh tindakan manusia sendiri yang menyebabkan kerusakan alam, seperti mebuang sampah sembarangan, penebangan liar, pembangunan terus menerus di lahan pertanian, dan masih banyak lagi. Hal ini dapat merugikan manusia sendiri seperti kehilangan keluarga, tempat tinggal, harta benda, dan sarana umum lainnya.
- Pengaruh budaya lain, seperti: Penyebaran kebudayaan (Difusi), Pembauran antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya (Akulturasi), dan Pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya yang baru tanpa terlihat budaya yang lama sama sekali (Asimilasi).
C. Kaitan Manusia dan Kebudayaan
3.1 Hubungan Manusia dan Kebudayaan
Manusia
dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam
kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan
kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya
tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah
diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Secara
sederhana hubungan antara manusia dengan kebudayaan ketika manusia sebagai
perilaku kebudayaan,dan kebudayaan tersebut merupakan objek yang dilaksanakan
sehari-hari oleh manusia
Di
dunia sosiologi manusia dengan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal,maksudnya
walaupun keduanya berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang butuh,ketika
manusia menciptakan kebudayaan,dan kebudayaan itu tercipta oleh manusia.
3.2 Contoh Hubungan Manusia Dengan Kebudayaan
1. Kebudayaan-kebudayaan
khusus atas dasar faktor kedaerahan
Contoh:
Adat-istiadat melamar di Lampung dan Minangkabau. Di Minangkabau biasanya pihak
perempuan yang melamar sedangkan di Lampung, pihak laki-laki yang melamar.
2. Cara
hidup di kota dan di desa yang berbeda ( urban dan rural ways of life)
Contoh:
Perbedaan anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan di
desa. Anak kota bersikap lebih terbuka dan berani untuk menonjolkan diri di
antara teman-temannya sedangkan seorang anak desa lebih mempunyai sikap percaya
pada diri sendiri dan sikap menilai(sense of value).
3. Kebudayaan-kebudayaan
khusus kelas sosial
Di
masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang kita kenal, ada lapisan sosial
tinggi, rendah dan menengah. Misalnya cara berpakaian, etiket, pergaulan,
bahasa sehari-hari dan cara mengisi waktu senggang. Masing-masing kelas
mempunyai kebudayaan yang tidak sama, menghasilkan kepribadian yang tersendiri
pula pada setiap individu.
4. Kebudayaan
khusus atas dasar agama
Adanya
berbagai masalah di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-beda
di kalangan umatnya.
5. Kebudayaan
berdasarkan profesi
Misalnya:
kepribadian seorang dokter berbeda dengan kepribadian seorang pengacara dan itu
semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara mereka bergaul. Contoh
lain seorang militer mempunyai kepribadian yang sangat erat hubungan dengan
tugas-tugasnya. Keluarganya juga sudah biasa berpindah tempat tinggal.
3.3 Dialektis
Kebudayaan
adalah produk manusia, namum manusia sendiri sangat tergantung pada produk
kebudayaannya. Itulah dialektika fundamental yang mendasari seluruh proses
hidup manusia. Dialektika fundamental ini terdiri dari tiga tahap, yaitu :
1. Tahap
Eksternalisasi
Adalah
proses pencurahan diri manusia secara terus-menerus kedalam dunia melalui
aktivitas fisik dan mentalnya.
2. Tahap
Objektivasi
Adalah
konsekuensi logis dari tahap eksternalisasi. Artinya, jika dalam tahap
eksternalisasi manusia sibuk melakukan kegiatan fisik dan mentalnya, maka dalam
tahap objektivasi, kegiatan tersebut sudah menghasilkan produk-produk tertentu,
misalnya; gedung, mobil, komputer, buku-buku ilmiah, dsb.
3. Tahap
Internalisasi
Adalah
tahap dimana realitas objektif hasil ciptaan manusia itu kembali diserap oleh
manusia. Dengan kata lain, struktur dunia objektif hasil karyanya
ditransformasikan kembali ke dalam struktur kesadaran subjektifnya.
sumber :
sumber :
- https://chesster028.wordpress.com/2013/03/14/unsur-unsur-yang-membangun-manusia/
- http://www.definisi-pengertian.com/2015/12/pengertian-manusia-definisi-menurut-ahli.html
- http://www.kumpulandefinisi.com/2015/06/pengertian-dan-definisi-hakikat-manusia.html
- https://hakkajiten.wordpress.com/index/ilmu-budaya-dasar/kepribadian-bangsa-timur/
- https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
- http://infobudayaindonesia.com/budaya-pun-punya-tokoh-ini-tokoh-kebudayaan-yang-paling-terkenal/
- https://wirasaputra.wordpress.com/2011/10/13/nilai-budaya-sistem-nilai-dan-orientasi-nilai-budaya/
- http://atikkaa.blogspot.co.id/2012/03/faktor-faktor-yang-menyebabkan.html
- https://parkjiyoung.wordpress.com/2013/01/07/hubungan-manusia-dan-kebudayaan/
- https://nathaniaseptavy.wordpress.com/tag/tahap-proses-dialektis/
No comments:
Post a Comment